http://Rajawali times.id Jakarta rawamangun, (01/02/2025).Pada suatu malam di sebuah pesantren besar, terjadi pertemuan penting antara Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Pendekar Darah Garuda bpk sudiyono dan Ketua Umum Abah Gus Nuril. Suasana di ruangan itu penuh dengan nuansa kehangatan dan rasa hormat, namun juga terbungkus dalam keseriusan pembahasan masa depan bangsa. Abah Gus Nuril, seorang ulama kharismatik yang dikenal dengan keteguhannya dalam membela NKRI dan memperjuangkan keadilan, duduk tenang sambil menunggu tamunya.
Ketua DPW Pendekar Darah Garuda, seorang pria paruh baya dengan sorot mata tegas dan penuh keyakinan, memasuki ruangan dengan langkah mantap. Sebagai seorang pendekar, ia memegang tanggung jawab besar untuk memimpin organisasi kependekaran yang menjunjung tinggi nilai-nilai patriotisme, kebhinekaan, dan pemahaman bangsa.
Setelah saling bersalaman dan bertukar senyum, perbincangan dimulai dengan penuh kehormatan. Ketua DPW memulai dengan memperkenalkan tujuan kedatangannya. Ia menjelaskan bahwa organisasi Pendekar Darah Garuda ingin lebih berperan aktif dalam menjaga persatuan bangsa, terutama di tengah maraknya perpecahan sosial akibat perbedaan ideologi, politik, dan kepentingan pribadi. Mereka merasa perlu mendukung tokoh-tokoh yang memiliki visi kuat tentang keutuhan bangsa, seperti Abah Gus Nuril.
Abah Gus Nuril mendengarkan dengan penuh perhatian. Beliau memahami betul pentingnya gerakan masyarakat yang didorong oleh semangat kebangsaan. “Saya sangat menghargai niat baik dan komitmen kalian,” ujar Abah Gus Nuril dengan nada lembut namun tegas. “NKRI ini rumah kita bersama, dan tugas kita semua untuk menjaganya dari ancaman, baik dari luar maupun dari dalam.”
Ketua DPW kemudian mengungkapkan bahwa mereka berharap bisa bekerja sama dengan Abah Gus Nuril dalam berbagai program sosial, seperti pelatihan kependekaran berbasis kebangsaan, pendidikan bela negara, hingga kegiatan-kegiatan yang menguatkan semangat cinta tanah air. Mereka ingin membina generasi muda agar menjadi pribadi yang tangguh, berintegritas, dan siap membela bangsa dengan cara yang benar.
Mendengar hal itu, Abah Gus Nuril tersenyum. “Saya selalu mendukung inisiatif yang mengarah pada kebaikan dan kesejahteraan bangsa. Jika ada niat baik, saya yakin kita bisa bekerja sama. Tapi ingat, pendekar bukan hanya tentang kekuatan fisik. Kekuatan hati dan pikiran jauh lebih penting. Kita harus membina akhlak dan spiritualitas para pendekar agar mereka tidak hanya menjadi penjaga fisik bangsa, tetapi juga moralnya.”
Percakapan mereka semakin mendalam, membahas detail tentang bagaimana bentuk kerja sama tersebut akan dilaksanakan. Mereka sepakat bahwa bangsa Indonesia membutuhkan pendekar-pendekar yang tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga memiliki keikhlasan dalam mengabdi kepada rakyat.
Pertemuan tersebut ditutup dengan doa bersama, dipimpin oleh Abah Gus Nuril. Mereka sepakat untuk segera merealisasikan berbagai program yang telah dibahas, dengan harapan dapat memberikan kontribusi nyata bagi persatuan dan kemajuan bangsa. Ketika Ketua DPW pamit, ia merasa pertemuan itu membawa semangat baru untuk terus berjuang demi keutuhan NKRI bersama Abah Gus Nuril. rajawalitimes.id (02/02/2025)
(SULAEMAN)