Emak Emak Gelar Unjuk Rasa Minta Ponpes Ditutup Pemerintah.

Ratusan emak emak gelar unjuk rasa, minta pondok pesantren (ponpes)al-umm al-warjayani yang berada di kp Pulo RT 8 RW 7 desa waru jaya kecamatan Parung kabupaten Bogor, mereka datang untuk menyampaikan aspirasi agar segera ditutup oleh pemerintah, kehadiran ratusan warga sekitar berdasarkan laporan santri Wati pada orang tua pada Senin (24/02/2025).

Hal ini terjadi karena masyrakat geram akan adanya tindakan asusila yang dilakukan oleh oknum pengajar/guru/ustadz ponpes al-umm.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Emak emak bersama masyrakat yang datang untuk demo bukan hanya warga RT 08 akan tetapi beberapa warga RT sekitar yang mengetahui tentang perbuatan asusila pada santri Wati didalam pondok pesantren trsebut

Masyrakat meminta pondok pesantren ditutup karena sudah meresahkan dan mencemarkan nama kampungnya. Hal ini juga diperkuat dengan adanya laporan polisi nomer ;STPL/B/323/ll/2025/SPKT/RES BGR/POLDA JBR

Bahkan ada juga seorang ibu saat ini sedang melakukan visum dan belum ada keberanian membuat laporan kepolisian.Salah satu wali santri yang sudah mengeluarkan putrinya dari pondok pesantren

Karena sudah mengetahui kejadian didalam pondok pesantren ketika dipinta keterangan mengatakan kalau saya harus melaporkan yah ke Dinkes, anak saya sudah saya keluarkan, karena kawatir?

“Kalau anak saya masih didalam saya ngak berani ngomong, pak, takut anak saya di apa apain didalam. bulanan saya bayar Rp,350,000 sebutnya infak,karena sayah jalur duafa,tapi itu semua orang bayar Rp 5,500,000, katanya uang gedung dan kalau mau masuk harus beli baju di dalam. Kalau pertama masuk sayah bayar Rp,2500,000,’ ucap wali santri,

Menurutnya kalau sekolahnya nginduknya kesekolah lain, uang untuk ijasah segala macem itu berjuta juta ,padahal saya langsung ketemu sama kepala sekolah SMP itu geratis!

Selama setatusnya itu santri murid pondok,murid alam itu geratis,tapi diuangkan pak Jajat Rp 1,750000 hanya untuk ujian.

Lebih lanjut wali santri mengatakan,

Kalau ngambil ijazahnya bayar lagi Rp 200,000 kemudian kalau perpisahan bayar LG Rp 1,750,000 lagi,pokonya kenanyah satu anak bisa Rp,3500,000, hanya untuk ijasah dan perpisahan.

“Pengawas asrama MR harusnya dia tidak punya akses ke tempat santri perempuan, bahkan pa Jajat sendiri pun tidak punya akses untuk masuk sembarangan ketempat santri perempuan tanpa ijin dulu langsung tau tau masuk kedalam, kondisi santri Wati belum pake hijab, segala macem, kemudian sering bicara vulgar, dia berbicara tentang hubungan seks kesantri nya,

Masa anak anak bohong sama orang tuanya,kecuali didalam ponpes sudah ada ultimatum hingga anak anak tida berani terus terang kepada orang tuanya,tapi kita bisa pendekatan secara persuasif kepada putri kita,” tegas D wali santri.

Diarea yang sama mantan tukang masak ponpes ketika dimintai keterangan awak media mengatakan, saya tau semua kartunya pak, saya bukan dipecat tapi keluar dari pada saya dipecat saya mending keluar cetusnya

Menurutnya, bukan hanya satu atau 2 orang anak yang curhat kesaya hampir semuah curhat tentang makan yang kurang dan tentang pelecehan yang mereka terima,

Seorang santri Wati yang sudah keluar ponpes ketika dimintai keterangan, via ponsel ibu dapur mengatakan, dirinya lulusan angkatan ke 3 karena sudah bayar ijazah di berikan tapi angkatan sebelumnya ditahan karena belum bayar,

“Kalau santri mandi dividioin mantunya pak Drajat itu mach E Sajah jelasin ya,”tutup alumnus ponpes Al-umm,*

Pewarta Sadi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *